Sejarah

Sejarah Singkat Yayasan Bunda Hati Kudus

Tahun 1964, tepatnya tanggal 2 Agustus 1964, Pengurus Gereja dan Dana Papa (PGDP) Paroki Kemakmuran di Jakarta Pusat, membentuk Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) yang khusus mengelola persekolahan yang berada di bawah Paroki Kemakmuran Gereja Bunda Hati Kudus (BHK). Namun, kala itu YBHK sendiri belum berbadan hukum.

Pada tahun yang sama, atas prakarsa Pastor Browser, MSC, yang kemudian dilanjutkan oleh Pastor J. Alkamade, MSC, YBHK mendirikan TK dan SD Damai di Paroki Kampung Duri, Jakarta Barat. Sebagai pimpinannya, dipercayakan kepada Ibu Lidwina Bong Djie Lan. Lima tahun kemudian (1969) didirikan SMP Damai dengan pimpinan sementaranya Ibu Lidwina Bong Djie Lan, yang kemudian diteruskan oleh Bapak Anton A. Corebima, BA.

Tahun 1975, atas prakarsa Pastor J. Alkemade, MSC, dirintis pula pembukaan SMA Tarsisius (siang hari), di Paroki Kemakmuran yang dipimpin oleh Bapak F. J. A Renyut.

Dalam dasa warsa 1970-1980, terjadi penyerahan beruntun beberapa sekolah kepada PGDP Paroki Kemakmuran Gereja Bunda Hati Kudus, Jakarta Pusat. Di antaranya, tahun 1972, Yayasan Perguruan PAX menyerahkan TK, SD, dan SMP PAX kepada PGDP Paroki Kemakmuran pimpinan Pastor J. Alkamade, MSC. Kemudian tahun 1974, menyusul bruder-bruder Tarekat Aloysius menyerahkan SD Tarsisius dengan kepala sekolah Ibu C. Paila Loho. Tahun 1975, TK, SD, dan SMP Paula yang dikelola oleh awam Katolik, berintegrasi ke dalam TK, SD, dan SMP PAX.

Tahun 1978, SMP Xaverius, yang buka siang hari di kompleks Paroki Kemakmuran diserahkan oleh Yayasan Batanghari kepada PGDP Paroki Kemakmuran yang kala itu dipimpin oleh Pastor Mengko, MSC. SMP ini kemudian berganti nama menjadi SMP Tarsisius dan dipimpin oleh Ibu Ir. Maria Justina Setiadi Mardi.

Dengan adanya unit-unit Sekolah Damai, Tarsisius dan Sekolah PAX di bawah PGDP Paroki Kemakmuran, maka diperlukan adanya sebuah lembaga khusus yang berbadan hukum untuk menangani dan mengelola persekolahan tersebut, sesuai peraturan pemerintah.

Berkaitan dengan kebutuhan ini, maka mulai dilakukan pertemuan-pertemuan internal PGDP Paroki Kemakmuran Gereja Bunda Hati Kudus pimpinan Pastor J. A. Palit, MSC, untuk merancang berbagai persiapan. Langkah selanjutnya, mengadakan loka karya bagi para guru/ karyawan di Cisarua, Bogor, pada liburan Natal tahun 1980/1981 yang dipimpin Pastor Pius Bwariat, MSC, dengan narasumber Dr. J. Riberu. Dalam loka karya tersebut disepakati pembentukan sebuah Yayasan yang berbadan hukum sebagai pengelola persekolahan-persekolahan tersebut. Berdasarkan kesepakatan itulah, pada hari Senin tanggal 12 Januari 1981, di hadapan Notaris Helena Kuntoro, SH dengan Akta No. 15, secara resmi Yayasan Bunda Hati Kudus (YBHK) terbentuk sebagai sebuah Lembaga Pendidikan Berbadan Hukum. Ketua Badan Pembinanya dijabat Pastor Julius Atanasius Palit, MSC, dan anggotanya terdiri atas Ibu Dra. Corda Bong Soen Nyiun (alm.) dan Ibu Milly Karmila Sareal SH. Sementara Badan Pengurus Harian terdiri atas Ketua – Pastor Pius Bwariat, MSC; Sekretaris – Ibu Yung Im Pauw; Bendahara – Ibu Maria Yustina Setiadi Mardi. Dengan demikian, sejak saat itulah peringatan hari jadi YBHK jatuh pada setiap tanggal 12 Januari.

Pengembangan Sekolah di luar Teritorial Paroki Kemakmuran

Sementara itu, dari sumber lain (Buku Permohonan Restu dan Persetujuan Yang Mulia Bapak Uskup Keuskupan Agung Jakarta mengenai Rencana Serah Terima Yayasan Bunda Hati Kudus milik PGDP Paroki Kemakmuran – Bunda Hati Kudus kepada Tarekat Misionaris Hati Kudus Provinsi MSC Indonesia tahun 1999), menyebutkan bahwa berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada Badan Pengurus Harian YBHK (tertuang dalam Akta Notaris Nomor 15), maka sesuai kebutuhan untuk melayani permintan masyarakat/orang tua, YBHK membuka sekolah-sekolah di luar teritorial Paroki Kemakmuran. Hal ini juga sesuai dengan anjuran Uskup Keuskupan Agung Jakarta pada saat itu, Mgr. Leo Soekoto, SJ, agar Yayasan Katolik yang ada di Jakarta membuka sekolah-sekolah untuk pendidikan umat Katolik yang sudah menyebar ke daerah Jabodetabek.

Selain memenuhi anjuran Bapak Uskup Keuskupan Agung Jakarta, pembukaan sekolah di luar Paroki Kemakmuran Gereja BHK oleh YBHK, dikarenakan kebutuhan ruang gerak yang lebih kondusif bagi para peserta didik dan menampung limpahan siswa-siswi yang mendaftar, yang jumlahnya cukup besar, sekaligus melayani permintaan dari developer real estate di wilayah Jabotabek.

Karena lokasi sekolah di Paroki Kemakmuran sudah tidak kondusif lagi untuk menampung jumlah siswa yang semakin banyak, maka pada tahun 1989 sekolah-sekolah PAX (SD dan SMP) dipindahkan ke kompleks baru di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Sejak saat itu nama kedua sekolah tersebut berganti nama menjadi SD Tarsisius 2 dan SMP Tarsisius 2.

Setahun kemudian, yakni tahun 1990, kembali YBHK membuka sekolah baru. Sekolah baru untuk jenjang SMA yang diberi nama Vianney ini, awalnya untuk menampung limpahan siswa baru yang mendaftar di SMA Tarsisius 2, yang jumlahnya cukup banyak. Karena saat itu, belum memiliki gedung sendiri, maka untuk sementara proses pembelajaran SMA Vianney dilakukan siang hari di Gedung Tarsisius 2.

Selanjutnya karena keberadaan SMA Vianney yang berstatus ”menumpang” di kompleks persekolahan Tarsisius 2 tidak disetujui oleh pemerintah (Disdikbud Provinsi DKI Jakarta), maka pada tahun 1997 didirikanlah kompleks persekolahan Vianney di Pondok Randu, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. Dan pada tahun yang sama pula, atas permintaan Direktur Real Estate Panca Muara Jaya (PMJ), YBHK membuka sekolah baru untuk jenjang TK, SD, SMP, dan SMA di kompleks perumahan Villa Regensi II Tangerang, Jawa Barat (sekarang Provinsi Banten). Unit persekolahan yang baru ini diberi nama “Tarsisius Vireta”.

Scroll to Top